Ni
Blog Universitas Komputer Indonesia

Tanya Dokter Umum Seputar Diagnosa dan Perawatan UTI

Tanya Dokter Umum Seputar Diagnosa dan Perawatan UTI

Infeksi saluran kemih, dikenal pula dengan sebutan urinary tract infection atau UTI, memengaruhi saluran kemih Anda, seperti kandung kemih (cystitis), uretra (uretritis), dan ginjal (infeksi ginjal). Apabila Anda tanya dokter umum seputar pengobatan penyakit ini, mereka biasanya akan merekomendasikan penggunaan antibiotik, meskipun tidak selalu dibutuhkan.

Gejala UTI di antaranya adalah rasa nyeri atau sensasi terbakar ketika buang air kecil, sering buang air kecil terutama pada malam hari, urin yang berwarna keruh, darah pada urin, dan nyeri perut bawah atau punggung di bawah tulang rusuk. 

Tanya dokter umum apabila Anda menderita gejala tersebut sebelumnya. Dokter akan melakukan rangkaian pemeriksaan untuk mendapatkan diagnosa yang tepat. Adapun tes dan prosedur yang digunakan oleh dokter untuk mendiagnosa infeksi saluran kemih di antaranya adalah:

1. Analisa sampel urin. Dokter dapat meminta sampel urin untuk analisa laboratorium untuk mencari sel darah putih, sel darah merah, dan bakteri. Guna menghindari potensi kontaminasi sampel, Anda dapat diminta untuk membersihkan daerah kemaluan menggunakan antiseptik terlebih dahulu dan mengumpulkan urin pada pertengahan aliran keluar. 

 

2. Menumbuhkan bakteri saluran kemih di laboratorium. Analisa urin di laboratorium biasanya diikuti dengan kultur urin. Tes ini akan memberi tahu dokter bakteri apa yang menyebabkan infeksi dan obat mana yang akan efektif dalam mengatasi kondisi Anda. 

 

3. Membuat gambar saluran kemih. Apabila Anda sering memiliki infeksi yang dokter kira disebabkan karena ketidaknormalan di saluran kemih, Anda mungkin membutuhkan ultrasound, CT scan, ataupun MRI. Dokter juga dapat menggunakan zat pewarna kontras untuk menonjolkan struktur saluran kemih. 

 

4. Menggunakan “scope” untuk melihat bagian dalam kandung kemih. Apabila Anda sering menderita UTI, dokter dapat melakukan cystoscopy, menggunakan tabung tipis dan panjang dengan lensa untuk melihat bagian dalam uretra dan kandung kemih. 

Tanya dokter umum seputar perawatan UTI apabila Anda positif menderita kondisi ini. Antibiotik biasanya merupakan perawatan pertama untuk infeksi salurah kemih. Jenis obat apa yang diresepkan dan berapa lama pengobatan dilakukan tergantung pada kondisi kesehatan dan jenis bakteri yang ditemukan di urin. Obat yang sering direkomendasikan di antaranya adalah trimethoprim, Fosfomycin, nitrofurantoin, cephalexin, dan ceftriaxone. 

Kelompok obat antibiotik yang dikenal dengan nama fluoroquinolone, seperti ciprofloxacin dan levofloxacin, tidak direkomendasikan untuk merawat UTI ringan, karena risiko yang dibawanya melebihi manfaat merawat UTI ringan. Namun, dalam kasus UTI yang lebih parah atau adanya infeksi ginjal, dokter dapat meresepkan obat fluorokuinolon apabila tidak ada pilihan perawatan lainnya. Sering, gejala akan mereda setelah beberapa hari perawatan. Namun, Anda tetap harus terus mengkonsumsi antibiotik selama beberapa minggu atau lebih sesuai dengan resep yang dianjurkan oleh dokter. 

Tanya dokter umum seputar perubahan gaya hidup dan “home remedies”. Infeksi saluran kemih dapat menyakitkan, namun Anda dapat mengambil beberapa langkah untuk meredakan rasa tidak nyaman hingga antibiotik membersihkan infeksi. Tips yang dapat Anda ikuti di antaranya adalah minum banyak air. Air dapat membantu mengencerkan urin dan menguras bakteri dari dalam tubuh. Anda juga perlu menghindari minuman yang dapat mengiritasi kandung kemih. 

HIndari kopi, alkohol, dan minuman bersoda yang mengandung jus sitrus atau kafein hingga infeksi Anda benar-benar hilang. Minuman-minuman tersebut dapat mengiritasi kandung kemih dan memperparah rasa ingin buang air kecil. Anda juga bisa menggunakan “heating pada” yang hangat (dan bukan panas) pada perut untuk meminimalisir tekanan dan rasa tidak nyaman pada kandung kemih. 

Format Lainnya : PDF | Google Docs | English Version
Diposting pada : Selasa, 23 Februari 21 - 16:04 WIB
Dalam Kategori : TANYA DOKTER UMUM
Dibaca sebanyak : 358 Kali
Tidak ada komentar pada blog ini...
Anda harus Login terlebih dahulu untuk mengirim komentar
Facebook Feedback