Mitos dan Fakta Terkait Latihan Skot Jump

 

Ada banyak gerakan latihan yang dapat membuat tubuh Anda bugar. Biasanya, gerakan tersebut diciptakan untuk melatih satu atau beberapa bagian tubuh tertentu. Jika Anda ingin fokus melatih paha, pinggul, dan bokong, latihan skot jump (squat jump) bisa menjadi salah satu pilihan utama.

 

Skot jump atau squat jump memang sudah menjadi salah satu gerakan latihan yang populer. Biasanya, bersama dengan push up, sit up, dan sebagainya, squat jump dilakukan sebagai “pemanasan” atau stretching sebelum melakukan olahraga.

 

Fungsi skot jump tidak hanya seperti yang telah disebutkan sebelumnya, latihan ini juga mampu memperkuat hamstring, tulang, ligamen dan tendon di bagian bawah tubuh. Gerakan latihan skot jump pun dapat membangun anabolik yang berguna untuk pembentukan otot seluruh tubuh. Dengan terbangunnya jaringan anabolik, maka akan mendapatkan energi dalam pertumbuhan dan perbaikan otot-otot tubuh.

Selain fakta-fakta di atas, di bawah ini juga terdapat berbagai kenyataan sebenarnya yang tumbuh dan meliputi aktivitas skot jump. Berikut ulasannya:

Meniskus (pelapis sendi lutut) yang robek adalah salah satu cedera lutut yang paling umum. Bagi Anda yang mengalami meniskus robek, maka tidak disarankan untuk melakukan squat jump. Meniskus yang robek biasanya terjadi pada atlet. Kondisi ini juga bisa disebabkan kondisi lain seperti bertambahnya usia, melakukan aktivitas yang menyebabkan berat tubuh tertumpu penuh di lutut, dan lutut memutar secara terpaksa. Jika Anda mengalami meniskus robek Anda akan merasakan nyeri, lutut kaku, dan bengkak.

Jika Anda ingin melakukan squat jump, ada baiknya Anda melakukannya dengan benar dan tidak berlebihan, agar terhindar dari cedera. Jangan pernah sekali-kali menekuk punggung atau membuat lutut maju ke depan saat melakukan skot jump. Jika punggung melengkung, semua beban akan bertumpu pada tubuh bagian atas dan leher bawah, dan ini bukan posisi yang menunjang sehingga rentan cedera.

Squat jump memang bagus dilakukan sebagai pemanasan sebelum melakukan olahraga utama. Akan tetapi, sebelum melakukan squat jump ada baiknya Anda lebih dulu melakukan half squat. Half squat ini dilakukan seperti squat jump, hanya saja tanpa melakukan gerakan melompat. Half squat ini dilakukan sebagai bentuk pemanasan, sehingga performa squat jump meningkat karena adanya peningkatan aktivitas otot.

 

Fakta lain terkait squat jump adalah latihan ini dapat meningkatkan fungsi seksualitas seseorang, meski dengan catatan. Menurut dr. Andri Wanananda yang merupakan Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI), “Latihan skot jump yang memadukan gerakan aerobik dan stretching pada otot-otot anggota badan, pinggul, bokong, punya kontribusi pada kebugaran seksual.”

Ia menjelaskan, hal ini terjadi karena gerakan-gerakan tersebut memicu kelenturan saraf simpatis dan parasimpatis yang berada di sumsum tulang belakang. Efeknya, fungsi seksual dan reproduksi (kualitas sperma) akan prima.

 

Namun, dia menggarisbawahi bahwa skot jump perlu disertai pula oleh faktor atau kondasi-kondisi lain agar dapat menghadirkan fungsi dan manfaat itu. Faktor-faktor tersebut seperti asupan gizi seimbang, yang membuat produksi hormon pria (testosteron) terjamin kadarnya; didukung pula oleh durasi tidur yang cukup (minimal 8 jam/hari) dan ketenangan psikis (bisa mengelola stres bila muncul).

Adapun narasi yang selama ini dibangun bahwa latihan skot jump bisa memperbesar atau “memperindah” bentuk bokong seseorang hanyalah mitos belaka. Sebab bentuk dan laju perkembangan gluteus atau bokong ditentukan oleh genetika.