Ni
Blog Universitas Komputer Indonesia

Kiat Tangani Disentri di Rumah dengan Bahan-Bahan Alami

Kiat Tangani Disentri di Rumah dengan Bahan-Bahan Alami

Disentri jadi salah satu penyakit yang menyerang saluran pencernaan manusia. Gejala atau model dari disentri mirip-mirip dengan diare, meski fakta menunjukkan jika keduanya berbeda. Anak-anak menjadi korban utama dari disentri ini lantaran ia belum meliki kontrol terhadap lingkungan sekitarnya. Sehingga bakteri utama penyebab penyakit ini mudah menyusup ke dalam tubuhnya lewat apa yang mereka sentuh atau makan.

Disentri dapat ditandai apabila anak buang air besar dengan kondisi tahi yang encer disertai darah atau lendir. Hal itu disebabkan lantaran bekteri penyebab disentri merusak tatanan kerja usus atau saluran pencernaan. Tak hanya itu, anak yang terserang disentri biasanya juga ditandai dengan demam, sakit dan kram perut, nafsu makan turun, serta kejang-kejang.

Disentri pada taraf tertentu bisa membahayakan nyawa. Akan tetapi, penanganan yang cepat dan tepat bisa membuat penyakit ini hilang dengan baik. Ada beragam cara penanganan atau pengobatan dari disentri ini. Selain tentu saja melalui bantuan tenaga medis, disentri juga bisa diredakan dengan beragam bahan alami yang ada di sekitar kita.

Untuk mengetahui apa-apa saja bahan alami yang bisa digunakan untuk mengobati disentri, berikut ulasannya:

  1. Daun Jambu Biji

Seperti telah kita ketahui bersama, daun jambu biji merupakan bahan alami yang terkenal akan khasiatnya untuk kesehatan perut atau saluran pencernaan. Daun jambu biji ini memiliki sifat antibakteri yang mana efektif menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare, juga disentri.

Untuk memanfaatkan daun jambu biji ini, bisa melalui cara perebusan. Nantinya, air hasil rebusan itulah yang menjadi obat alami dari disentri.

  1. Air Jeruk

Jus, air, atau sari jeruk adalah penyembuh alami untuk disentri. Ini karena buah jeruk membantu mendorong bakteri baik di dalam usus untuk tumbuh. Anda juga bisa menambahkan yogurt atau buttermilk untuk membunuh bakteri jahat dan menghasilkan asam asetat.

  1. Teh Hitam dan Madu

Teh hitam memiliki tannin untuk mengurangi peradangan usus. Minum secangkir teh hitam hangat juga memberikan efek mendinginkan di perut, sehingga sangat baik untuk penderita disentri. Sedangkan madu merupakan obat alami antibakteri dan anti-inflamasi, sehingga sangat baik mengatasi disentri. 

  1. Wortel dan Pisang

Wortel dan pisang merupakan makanan kaya vitamin dan mineral yang dapat memberikan energi tambahan untuk penderita disentri. Saat mengalami disentri, Anda bisa merasa sangat lemas, oleh karena itu, mengonsumsi makanan berserat dan berenergi akan sangat membantu mengembalikan kekuatan tubuh Anda.

  1. Apel

Kemudian Anda juga bisa mencoba memberikan buah apel sebagai makanan pengganti untuk anak. Ketika anak disentri maka biasanya mereka tidak nafsu makan. Anda bisa mencoba melumatkan beberapa buah apel hingga lembut. “Bubur” apel ini berikan kepada anak. Apel juga mengandung agen terapeutik yang bisa menghancurkan semua penyebab disentri pada anak.

  1. Susu dan Minyak Jarak

Anda juga bisa mencoba memberikan susu yang dicampur dengan minyak jarak. Ini adalah perawatan alami untuk disentri. Minyak jarak akan membantu menghilangkan bakteri atau parasit yang ada di bagian usus besar. Kemudian ini juga bisa membantu  bagian otot rektum anak menjadi lebih nyaman sehingga tidak terluka. Minuman ini juga bisa mengatasi rasa sakit perut akibat disentri.

  1. Berikan Cairan yang Cukup

Anak yang terkena disentri biasanya akan selalu diare dan sakit perut. Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah memberikan cairan yang cukup. Air putih sangat baik untuk mencegah dehidrasi sehingga anak-anak akan menjadi lebih nyaman. Selain itu jika anak mengalami diare yang berat maka Anda bisa mencoba memberikan air garam. Ini juga akan menghentikan diare dengan cepat sehingga anak bisa cepat pulih.

Adapun obat-obatan yang biasanya akan diberikan dokter ketika berkonsultasi dengan mereka antara lain:

  • Metronidazole

Metronidazole adalah jenis obat untuk melawan disentri yang disebabkan oleh serangan amuba. Ini termasuk semua jenis bakteri anaerob seperti protozoa. Obat diminum secara oral dan bisa menjadi obat penting untuk keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Obat harus diberikan untuk membersihkan semua amuba yang sudah hidup dalam usus besar. Dosis obat untuk anak harus diberikan sesuai dengan petunjuk dari dokter yang merawat.

Efek samping: efek samping obat akan terasa untuk anak yang menderita alergi terhadap obat ini. Beberapa tanda alergi seperti gatal, sesak nafas, bengkak pada wajah dan bibir, tenggorokan sakit, bengkak lidah, dan nyeri pada belakang mata.

  • Iodoquinol

Iodoquinol adalah jenis obat untuk melawan infeksi pada usus besar yang disebabkan olah amuba. Obat ini bekerja untuk melawan parasit sehingga menghentikan pertumbuhan dan sekaligus membunuh semua bakteri jahat dalam usus besar. Penggunaan obat ini harus diawasi oleh dokter untuk menghindari kelebihan dosis dan perawatan lanjut pada disentri.

Efek samping: demam, gatal, sulit bernafas, mata kabur, dan tubuh menjadi lebih lemah. Tapi efek samping ini jarang terjadi sehingga sangat aman untuk anak-anak.

  • Antibiotik

Antibiotik bisa diberikan kepada anak-anak untuk menyembuhkan disentri basiler. Beberapa jenis antibiotik seperti ofloxacin, ciprofloxacin, azitromisin, dan levofloxacin. Pemberian obat antibiotik ini harus dilakukan oleh dokter dengan dosis dan jenis tertentu. Penggunaan antibiotik harus selalu mengikuti resep dokter. 

Kira-kira itulah apa-apa saja yang bisa dijadikan “alat” melawan bakteri penyebab disentri. Baik pengobatan secara medis, maupun tradisional sama baiknya asalkan tetap dalam kondisi yang aman. Namun, ada baiknya Anda berkonsultasi ke dokter sebelum memutuskan untuk mengambil jalan alternatif.

 
Format Lainnya : PDF | Google Docs | English Version
Diposting pada : Jumat, 03 Januari 20 - 01:23 WIB
Dalam Kategori : DISENTRI, PENYAKIT
Dibaca sebanyak : 639 Kali
Tidak ada komentar pada blog ini...
Anda harus Login terlebih dahulu untuk mengirim komentar
Facebook Feedback