Ni
Blog Universitas Komputer Indonesia

Distrofi Miotonik & Kondisi Lain Penyebab Kelopak Mata Turun

Distrofi Miotonik & Kondisi Lain Penyebab Kelopak Mata Turun
 
Salah satu jenis distrofi otot, distrofi miotonik, amat potensial menyebabkan gangguan otot dan sistem tubuh lain. Penderita umumnya akan merasakan massa ototnya berkurang atau melemah. Distrofi jenis ini biasanya menyasar kelompok otot yang ada di sekitar wajah sehingga masalah-masalah seperti kelopak mata turun, dan sebagainya mungkin dialami oleh para penderita.
Namun, masalah kelopak mata turun tidak selalu berkaitan dengan distrofi miotonik. Ada beberapa kondisi kesehatan atau sebab lain yang bisa membuat kelopak mata turun atau disebut ptosis.
Sebenarnya kondisi ini boleh untuk tidak terlalu dikhawatirkan, seperti gangguan mata lainnya. Akan tetapi, karena kelopak mata merupakan pelindung mata yang krusial, tak ada salahnya juga untuk memperhatikan kemungkinan ini.
Selain distrofi miotonik, berikut beberapa kondisi lain yang berpotensi membuat kelopak mata seseorang turun atau mengalami ptosis:
  • Bawaan lahir
Kondisi ini disebut dengan ptosis kongenital. Ptosis kongenital yang tidak diobati dapat menyebabkan ambliopia (mata malas), astigmatisme (penglihatan buram), dan mata menyilang.
Beruntungnya kondisi ini dapat diatasi dengan mudah. Penderita bisa melakukan operasi untuk menyokong otot-otot kelopak mata dapat mencegah komplikasi.
  • Kerusakan saraf
Kerusakan saraf akibat cedera kelopak mata atau dari kondisi yang memengaruhi otak dan sistem saraf juga dapat menyebabkan kelopak mata terkulai. Salah satu kondisi kerusakan saraf yang paling umum menyebabkan kelopak mata turun adalah sindrom horner.
Sindrom horner adalah salah satu kondisi langka yang terjadi karena dipicu kondisi lain (stroke atau tumor, misalnya) yang merusak saraf yang mengontrol salah satu otot yang terhubung ke gerakan kelopak mata.
 
Umumnya, sindrom Horner juga menyebabkan pupil menjadi sangat kecil dan membuat bagian wajah tertentu berhenti berkeringat. Ptosis yang berhubungan dengan sindrom Horner biasanya hilang ketika masalah yang mendasarinya diobati. Kerusakan saraf akibat diabetes jangka panjang yang tidak terkontrol dan tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan ptosis.
  • Masalah otot
Seperti telah disinggung sebelumnya, bahwa distrofi miotonik menjadi salah satu penyebab utama ptosis atau kelopak mata turun. Nah, distrofi miotonik ini masuk ke dalam kelompok “masalah otot”.
Distrofi miotonik dikatakan sebagai salah satu penyebab utama lantaran gerakan kelopak mata dikontrol terutama oleh tiga otot, yang paling penting adalah otot levator. Apa pun yang memengaruhi otot-otot ini juga memengaruhi cara kerja kelopak mata.
Selain distrofi miotonik, “masalah otot” yang menyebabkan kelopak mata turun adalah Oculopharyngeal Muscular Dystrophy (OPMD), yang juga masuk ke dalam kelompok distrofi otot, yang memengaruhi gerakan mata dan beberapa otot tungkai.
Masalah otot lainnya adalah Ophthalmoplegia Eksternal Progresif Kronis (CPEO), yang biasanya menyebabkan ptosis di kedua mata.
  • Myasthenia gravis
Penyakit autoimun langka ini memengaruhi cara otot dan saraf sehingga menyebabkan kelemahan otot. Pada gangguan tersebut, antibodi (protein) yang biasanya melawan benda asing dari luar seperti virus akan macet dan mencegah sel-sel otot menerima pesan yang dikirim oleh sel-sel saraf.
Kelopak mata yang terkulai sering merupakan gejala awal dari kondisi ini. Penyakit ini dapat memengaruhi area lain dari tubuh juga. Tidak ada penyembuhan, tetapi perubahan gaya hidup dan obat-obatan dapat membuat kelemahan otot tetap terkendali.
***
Itulah beberapa masalah kesehatan yang dapat menyebabkan kelopak mata turun atau ptosis. Jadi masalah otot, termasuk distrofi miotonik, bukanlah penyebab satu-satunya, meskipun perannya cukup besar dalam masalah ini.
Format Lainnya : PDF | Google Docs | English Version
Diposting pada : Rabu, 14 Oktober 20 - 13:27 WIB
Dalam Kategori : DISTROFI MIOTONIK
Dibaca sebanyak : 613 Kali
Tidak ada komentar pada blog ini...
Anda harus Login terlebih dahulu untuk mengirim komentar
Facebook Feedback