Ni
Blog Universitas Komputer Indonesia

6 Tanda Kecanduan Seks yang Terlihat Jelas

6 Tanda Kecanduan Seks yang Terlihat Jelas
 
Menikmati aktivitas seks adalah hal yang normal, tetapi menjadi kecanduan seks dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan kualitas hidup Anda. Misalnya, menyebabkan Anda memiliki keinginan kuat untuk menonton film porno, berhubungan seks secara berlebihan (hiperseksual), atau bermasturbasi. Seorang pecandu seks adalah seseorang yang tidak dapat mengendalikan perilaku impulsifnya terhadap seks dan hidupnya terpengaruh secara negatif karena kecanduannya tersebut. Lantas, apa tandanya jika Anda mengalami kecanduan seks?
 
Tanda-tanda umum seseorang alami kecanduan seks
Kecanduan seks hingga saat ini masih bersifat kontroversial dan tidak ada dalam kriteria DSM-5 atau ICD-10 (instrumen untuk mengukur gangguan atau kelainan mental). Ini juga yang membuat kecanduan seks sulit didiagnosis secara pasti. Meskipun begitu, ada beberapa tanda Anda mungkin mengalami kecanduan seks, di antaranya:
 
1. Menjalani kehidupan ganda.
Gejala umum seseorang yang mengalami kecanduan seks adalah menjalani kehidupan ganda demi kesenangan seksual. Tidak sedikit pula pecandu seks menipu pasangannya untuk memenuhi hasrat berhubungan seksualnya dengan orang lain. Merahasiakan perilaku ini dari pasangan Anda dapat menimbulkan masalah atau kecurigaan lain, seperti perselingkuhan. Di lain sisi, Anda sendiri pun tidak dapat menghentikannya meskipun tahu hal buruk akan terjadi. 
 
2. Sering mencari materi tentang seksual.
Terus mencari materi tentang seksual di berbagai media adalah tanda lain bahwa Anda mungkin mengalami kecanduan seks. Misalnya, Anda hanya mencari konten yang berhubungan dengan seksual, menonton situs dewasa, atau hal lainnya yang merangsang pikiran dan gairah seksual dari hari ke hari.
 
3. Hubungan pribadi ikut terganggu.
Indikator lainnya bahwa Anda mengalami kecanduan seks adalah membahayakan hubungan Anda dengan pasangan Anda sendiri, meskipun Anda telah menyadari hal itu sebelumnya. Bahkan, juga berdampak pada hubungan keluarga ataupun pekerjaan Anda.
 
4. Mendambakan petualangan seksual yang mengasyikkan.
Anda sering kali merasa tidak lagi bergairah hanya dengan satu pasangan saja, sehingga memicunya untuk menemukan petualangan seks lain yang lebih mendebarkan. Hal ini tentu sangat berisiko bagi kehidupan Anda, karena terus-menerus membutuhkan rangsangan berbeda demi kepuasan dan kelegaannya.
 
5. Sering bermasalah dengan hukum.
Kecanduan seks bisa membuat Anda melakukan apa saja demi bisa memenuhi hasrat seksual. Meskipun mungkin dengan cara-cara yang ilegal, seperti seks berbayar. Jika aktivitas seksual membuat Anda sampai bermasalah dengan hukum, maka Anda mungkin mengalami kecanduan seks. 
 
6. Merasa buruk dengan perilaku sendiri.
Kecanduan seks sering ditandai dengan Anda kehilangan kendali atas diri Anda sendiri. Anda juga merasa buruk, bersalah, menyesal, malu, dan depresi setelah memenuhi hasrat seksual. Hal ini tentu bisa menjadi tanda jelas bahwa Anda perlu mendapatkan bantuan dan penanganan yang tepat. 
 
Perlu Anda ketahui bahwa pecandu seks bisa terjebak dalam lingkaran setan yang merusak kehidupannya. Hal ini mungkin tidak bisa berhenti sampai Anda mendapatkan bantuan, seperti menjalani terapi di pusat rehabilitasi kecanduan seks. 
 
Perawatan kecanduan seks ini hampir mirip dengan program pengobatan kecanduan alkohol atau narkoba. Selama berada di pusat rehabilitasi, Anda akan mengikuti sesi terapi individu dan kelompok. Tujuannya untuk membuat Anda menyadari hal apa yang menyebabkan Anda mengalami kecanduan seks.
 
Catatan dari SehatQ
Jika Anda atau seseorang yang dikenal mengalami kecanduan seks, segeralah temui dokter atau ahli terapis untuk membantu Anda mengatasinya. Jangan tunggu sampai gangguan ini merusak kehidupan pribadi dan sosial Anda. 
Format Lainnya : PDF | Google Docs | English Version
Diposting pada : Senin, 14 Desember 20 - 17:35 WIB
Dalam Kategori : KECANDUAN SEKS
Dibaca sebanyak : 393 Kali
Tidak ada komentar pada blog ini...
Anda harus Login terlebih dahulu untuk mengirim komentar
Facebook Feedback